Laman

Friday, July 12, 2019

Riset tentang Balita : Benarkah Bayi Bisa Membaca, Hasil Inverstigasi Today.com bag.1 oleh Diena Ulfaty

Tahun 1997 dunia digemparkan oleh tayangan iklan di Youtube dan televisi di Amerika Serikat yang memperlihatkan bayi bisa membaca. Semua orang terpana, ternyata pandangan mereka tentang perkembangan otak balita yg selama ini diyakini, mulai diragukan. Dulu orang meyakini bahwa kegiatan membaca hanya bisa dilakukan ketika anak berusia 5 tahun. Tapi ternyata “fakta” di televisi, mereka menyaksikan bayi-bayi baru lahir bahkan yang usianya baru 18 bulan pun bisa “membaca” tulisan cat, car, hat, table, pada kartu (flashcard) yang disodorkan kepada mereka. Apanya yang salah dengan fenomena tersebut. Berikut hasil investigasi Today.com terhadap 10 pakar anak Amerika dari universitas bergengsi di Amerika Serikat tentang “Apakah Bayi memang Bisa Membaca.” Berawal dari Filosofi yang Salah tentang Perkembangan Otak Balita Anda mungkin kenal dengan Dr. Titzer? Pemilik perusahaan “Your Baby can Read”. Di dalam situsnya, Robert Titzer mengenalkan dirinya sebagai pakar anak Amerika yang berada di balik program “Your Baby Can Read.” VCD ataupun DVD program Baby Can Read pertama kali diterbitkan tahun 1997. 

Ternyata usaha Titzer mensosialisasi program “Your Baby Can Read” mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat Amerika. Penjualan DVD atau VCDnya mengalami buming, dan Titzer meraup keuntungan besar. Programnya sukses “mengubah” paradigma masyarakat bahwa bayi benar-benar bisa membaca. Namun ternyata pendapat Titzer ini tidak disetujui oleh beberapa pakar syaraf (neurologist) yang telah lama meneliti langsung mengenai perkembangan otak balita dan bagaimana otak balita bekerja. Dr Titzer mengklaim bahwa “bayi memang benar-benar bisa membaca”. Dia menggunakan filosofi bahwa perkembangan bahasa pada bayi itu sama dengan perkembangan kemampuan membaca. Dalam filosofinya dia menyatakan bahwa jendela syaraf bahasa pada otak balita akan tertutup mulai usia 4 tahun, sehingga waktu yang tepat mengajarkan bayi mempelajari bahasa dan membaca. Titzer berkesimpulan bahwa bayi yg belajar membaca pada usia di atas 4 tahun akan mengalami kesulitan (terhambat perkembangannya).

 Bantahan Neurologist Terhadap Filosofi Titzer Tapi ternyata filosofi Dr Titzer ini dibantah oleh para ahli perkembangan anak di Amerika, salah satunya Steve Novella, neurologist Amerika yang getol memproklamirkan bahwa “Program Bayi Bisa Membaca” merupakan pembodohan publik. Hal itu tidak sesuai dengan hasil riset tentang otak Balita. Menurut Novella, otak yang mempelajari bahasa itu berbeda dengan otak yang digunakan dalam proses membaca. Dalam blognya Novella menyatakan “jendela syaraf bahasa pada anak-anak akan tertutup ketika usia mereka 4 tahun, sehingga waktu belajar bahasa asing itu paling baik dilakukan sebelum anak berusia 4 tahun.” Berbeda dengan membaca, yang membutuhkan kerja “otak kiri”. Menurutnya bayi tidak akan mampu membaca sebelum otak mereka benar-benar berkembang. Jadi semua materi iklan yang ada di you tube dan televisi sama sekali tidak obyektif dan bersifat komersial.

Ternyata tak hanya Novella yang berpendapat demikian, 10 pakar anak Amerika dari universitas kenamaan memiliki pandangan senada dengan Novella. Berikut ini hasil investigasi yg dilakukan oleh TODAY.com terhadap 10 pakar anak ternama di Amerika tentang “apakah bayi benar2 bisa membaca?” Dan berikut jawaban para ahli: “No,” said Dr. Nonie Lesaux, a child development expert at the Harvard University Graduate School of Education. “They memorize what’s on those cue cards … It’s not reading.” “It’s an extraordinary manipulation of facts,” said Dr. Maryanne Wolf, director of Cognitive Neuroscience at Tufts University. Kapan Sebaiknya Mengajari Anak Membaca? Kesimpulan dari 10 ahli yang diwawancarai TODAY.com menyatakan bahwa “Young children can be made to recognize or memorize words, but the brains of infants and toddlers are just not developed enough to actually learn to read at the level the way the enticing television ads claim they can.” Apa yang dilakukan bayi dalam iklan di youtube? Menurut para ahli mereka itu tidak membaca, mereka hanya mengingat atau menghafal kata. Otak mereka tidak mampu “membaca” sebelum benar-benar berkembang. Kapan sebaiknya anak diajari membaca? Para ahli menyatakan : children cannot really learn to read until they are 4 or 5 years old. 

 Jadi para Bunda, gunakan ABACA sesuai perkembangan Balita Anda. Jika pada cover ABACA tertulis untuk anak 3 tahun – 7 th, artinya hanya sebagian kecil balita usia 3 tahun mampu melakukannya. Kenali kesiapan anak Bunda yah. Saya selalu menyarankan para Bunda untuk melihat kesiapan anak, tandanya sangat mudah dikenali. Belajar membaca lebih baik dimulai usia 4 tahun seperti yang diutarakan oleh para ahli. Jika belum siap, tunda sampai usianya 5 tahun. Jangan terburu-buru. Ingat perkembangan syaraf bahasa dan kemampuan membaca itu berbeda. Dr. Titzer memiliki filosofi yang salah dan telah dibantah oleh para ahli. Dan satu lagi, mengajari anak belajar membaca jauh lebih mudah dilakukan ketika mereka telah siap.

Jadi, kenali kesiapan anak Anda ya Bunda. Ditulis oleh Diena Ulfaty, S.Si ABACA Flashcard Founder ABACA, Kartu Belajar Membaca Balita dengan Game Seru

No comments:

Post a Comment