Laman

Wednesday, July 24, 2019

Benarkah mengajari calistung sejak dini berbahaya bagi anak?



 Amerika dan Inggris adalah negara maju yang menerapkan calistung (baca, tulis, hitung) usia 4 tahun. Seperti yang dikutip dari surat kabar terkemuka Amerika, Huffingtonpost, “Banyak ahli literasi dari Amerika yang berpendapat bahwa anak usia 4 atau 5 tahun sudah harus distimulasi dengan beberapa building block of reading seperti huruf dan bunyinya.

Lantas apa yang melatarbelakangi sebuah opini publik tentang bahaya belajar calistung?

Para pakar berpendapat bahwa anak yang sedikit bermain bisa memunculkan sikap depresi dan kasar. Bahkan tidak hanya anak-anak saja yang bisa depresi, kita pun selaku orang dewasa jika kurang beristirahat maka bisa saja depresi. Anak-anak perlu istirahat, perlu lebih banyak bermain, dan apabila kita memforsir anak-anak untuk belajar yang bersifat akademik seperti belajar calistung maka hal itu akan menjadi masalah untuk mereka. Sehingga inilah yang melatarbelakangi isu tentang bahayanya calistung usia dini.

Orang-orang tersebut berasumsi bahwa dengan belajar calistung itu pasti bikin anak bete, mereka belum mengetahui bahwa bete tidaknya anak amat bergantung pada media yang digunakan, guru yang mengajar, dan kesiapan anak.

Pakar otak anak, Jaak Paanksepp, Ph.D, Profesor Emiritus di Bowling Green University mengungkapkan bahwa permainan mempunyai dampak besar pada otak bagian depan, yaitu bagian yang menjadi kontrol diri. Menurut Dr. Jaak Paanksepp dan Nikki Gordon menunjukkan bahwa permainan berdampak positif pada perkembangan otak depan. Kurangnya permainan pada anak berdampak pada penundaan kematangan otak. Permainan membuat anak semakin cerdas.

Jadi, kesimpulan pentingnya adalah yang berbahaya sebenarnya BUKAN CALISTUNG. Melainkan minimnya permainan pada anak-anak sehingga berpotensi menyebabkan depresi atau stress.

Oleh karena itu, rekomendasi bagi para orangtua hendaknya memilihkan permainan yang ramah otak bagi anaknya agar perkembangan otaknya melaju pesat. Permainan yang bagus akan membuat anak kecanduan sehingga bisa mempercepat kematangan otaknya. Hasilnya anak semakin pintar dan cerdas.


Sumber : Abaca Marketer Toolkit (Abaca Flashcard, sejarah dan filosofi penemuannya) oleh Diena Ulfaty, S.S. Hlm 36-39.

No comments:

Post a Comment